LP3S Gelar Pelatihan Untuk Menjadi Pekerja Sosial Profesioanl

Penyampaian materi dari narasumber dan peserta pelatihan
Sebagai bekal untuk menjadi pekerja sosial profesional Laboratorium Pengembangan Profesi Pekerjaan Sosial (LP3S) Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi bekerjasama dengan Independen Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) menggelar Pelatihan Dasar Pekerja Sosial (PDPS) khusus untuk anggotanya sebagai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk terjun ke dunia pekerjaan sosial.
Kegiatan yang mengambil tema “Be an Expert and Insightful Social Worker” dengan 4 materi pokok yaitu Ethic and Engagement, Assessment and Intervene Planning, Intervene: Micro & Mezzo, Intervene: Macro & Termination”, dilaksanakan seminggu sekali pada hari Sabtu, tepatnya tanggal 27 Mei, 3 Juni, 10 Juni, dan 17 Juni 2023 secara luring.
Wakil Ketua LP3S Shabrina Briliantara mengatakan tujuan pelatihan peserta mampu memahami, memperluas wawasan, dan pengetahuan terkait dasar-dasar pekerja sosial yang benar dengan tujuan untuk meningkatkan kopentensi praktik pekerja sosial terkhusus untuk menyiapkan salah satu tugas praktikum pekerja sosial (PPS) sejak dini. “Semoga dengan adanya PDPS ini bisa membuat teman-teman semakin mengerti bagaimana cara kerja para peksos dalam menangani kasusnya”. kata Shabrina.
Kegiatan sesi pertama pada Sabtu, 27 Mei 2023 Watsiq Yasar, S.Sos yang merupakan guru peksos dan pendamping Family Strengthtening Program SOS Children Villages. Ia memaparkan materi tentang “Ethic and Engagement” dengan penjelasan bahwa kode etik pekerja sosial merupakan panduan berisi nilai-nilai bagi pekerja sosial untuk mengatur sikap dan perilaku saat menyelenggarakan hubungan professional baik dengan klien, teman sejawat, lembaga tempat bekerja dan masyarakat.
Pelatihan sesi kedua pada Sabtu, 3 Juni 2023 yang diisi oleh dua narasumber, yaitu Wisnu Nugraha, S.Tr.Sos dan Feri Rahmawan,S.sos.,MA yang merupakan asesor Lembaga Sertifikasi Pekerjaan Sosial menyampaikan materi berisi tentang “Assessment and Intervene Planning” dengan penjelasan bahwa asesmen adalah suatu proses pemahaman tentang masalah sebagai dasar untuk melakukan tindakan pertolongan sehingga dapat menentukan tindakan pemecahan masalah apa yang cocok untuk menangani masalah klien. Dalam asesmen, tidak hanya berfokus pada masalah klien saja tetapi peksos memerhatikan potensi dan kekuatan yang klien miliki. Teknik asesmen dibagi menjadi tiga level, yaitu mikro, mezzo, dan makro. Planning intervensi merupakan proses yang dilakukan dengan cara menyususn strategi dan metode yang tepat untuk menyelesaikan masalah klien berdasarkan hasil asesmen yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuan dibuatnya planning intervensi ini adalah agar proses intervensi yang akan dilakukan tepat sasaran dan hasilnya sesuai dengan harapan.
Sementara Sekretaris prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial Abidah Muflihati, S.Th.I., M.Si mengatakan turut bangga tentunya karena banyak mahasiswa IKS yang memiliki rasa ingin tahu yang mendalam. “Bahkan di bangku kuliah pun belum cukup ya dan memang tidak pernah cukup. Semangat dan sukses selalu, semoga kegiatan ini lancar dan memberi kebermanfaatan untuk kita semua”. kata Abidah.