Dilihat 0 Kali

UIN SUKA

Jumat, 01 Agustus 2025 10:06:00 WIB

Bukan Sekedar Pintar: Mengapa Difabel Kuliah dan Kenapa Sebuah Prodi Jadi Lebih Menarik

Sahabat inklusi...

Saudara kita, para difabel, menempuh kuliah tidak untuk mengejar definisi "kepintaran” yang selama ini dirumuskan dalam standar pembelajaran konvensional (Standar yang dalam beberapa kondisi bisa terlampau jauh untuk mereka jangkau), mereka kuliah untuk langsung mengalami substansi kuliah itu sendiri. Sejatinya, kuliah tidak ditujukan untuk mencetak "orang pintar", tapi ditujukan untuk hadir mengalami dan menemukan cara berfikir, ia digelar untuk membentuk pola pikir seseorang, sebagai tujuan utama. Adapun kepintaran, ia bisa ditemukan tidak hanya di bangku kuliah.

Para dosen di kampus telah memahami dengan baik, bahwa kuliah tidak ditujukan untuk sekedar menghafal teori atau sekedar memindahkan ilmu dari memori dosen kepada memori hafalan mahasiswanya lalu mendapat nilai A..., tapi untuk mendampingi, memberi pengalaman cara berfikir..., pendek kata, untuk membentuk pola pikir para mahasiswa, dan itulah yang akan menentukan keberhasilan mereka dalam memecahkan masalah kehidupan … itu yang dibutuhkan oleh dunia saat ini.

Mereka membangun ekosistem dan pola pikir. Dalam pengalaman saya mengajar di kampus dan mendampingi mahasiswa difabel selama 20 tahun ini, saya mengamati ketika sebuah Program Studi memberikan komitmen dan keberhasilan mendampingi mahasiswa difabel, masyarakat akan melihatnya sebagai prodi yang lebih terbuka, lebih manusiawi dan relevan dengan masa depan... ia lebih menarik karena berpotensi memiliki atmosfer positif dalam pembentukan pola pikir bagi mahasiswanya, bahkan bagi dosen-dosennya.

Seseorang bisa saja menjadi pintar dengan menggali sumber ilmu di berbagai media, pada tulisan di buku-buku, jurnal, seminar, perpustakaan umum, di internet, bahkan pada sebuah tulisan di selembar kertas bekas bungkus gorengan … semua itu bisa menjadi sumber ilmu kepintaran seseorang.

Orang pintar sudah banyak..., di mana-mana ada orang pintar, bahkan semua orang, adalah pintar, tapi orang yang memiliki pola pikir yang matang, masih terus saja dicari banyak orang… pola pikir dapat dibentuk dari pengalaman kuliah… dalam konteks inilah dapat ditemukan jawaban atas realitas, kenapa teman-teman difabel pergi kuliah… mereka ingin MENGALAMI kuliah itu sendiri sebagai sebuah ruang belajar untuk mengalami, menyemplungkan diri secara sadar ke dalam kehidupan persoalan akademik serta menemukan cara berfikir dan solusinya… sama seperti teman mereka, para mahasiswa pada umumnya.

Masyarakat berubah, konsep pendidikan telah berubah… sistem pengajaran yang seperti biasanya, tidak lagi menarik. Keadaan masyarakat pun semakin terbuka dan memiliki banyak pilihan serta akses terhadap ilmu pengetahuan.

Dalam dunia kampus yang terus berubah itu, mahasiswa difabel hadir bukan hanya sebagai peserta didik, tetapi sebagai pemicu bahkan penggerak transformasi membawa dunia kampus pada bentuk pembelajaran yang lebih reflektif dan relevan.

Jika anda tertarik, bergabunglah dalam perjalanan kami di sini di UIN Sunan Kalijaga : "Empowering Knowledge Shaping The Future".

Oleh :Dr. Asep Jahidin, S.Ag., M.Si Dosen Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial,
Koordinator Pusat Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga