Dilihat 0 Kali

02_391_WhatsApp Image 2025-08-23 at 17.28.42 (1).jpeg
Pembukaan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umrah Profesional Angkatan ke-16

Senin, 25 Agustus 2025 16:49:00 WIB

Pelayanan Haji Ramah Lansia, Tantangan Baru Petugas Haji

Tantangan baru bagi petugas haji terbentang di depan mata. Tuntutan pelayanan prima bagi jemaah lansia dan difabel yang diusung pemerintah menjadi tugas tersendiri, tentu saja tanggung jawab besar ini harus dilakukan petugas dengan sebaik-baiknya selama musim ibadah haji berlangsung.

Hal ini disampaikan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. Arif Maftuhin, M.Ag., M.A.I.S., dalam sambutannya pada Pembukaan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umrah Profesional Angkatan ke-16 di University Hotel Yogyakarta, Sabtu (23/8) kemarin.

Pelatihan yang berlangsung 23-29 Agustus 2025 ini digelar oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) DIY dan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Kabupaten Sleman. Acara ini diikuti oleh 86 peserta dari berbagai daerah seluruh Indonesia dan dihadiri oleh Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag DIY Jauhar Mustofa, S.Si, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi, S.Ag., M.A., M.Phil., Ph.D. dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Kalijaga Dr. Abdur Rozaki, S.Ag., M.Si.

 Menurut Arif, tema "Haji Ramah Lansia dan Difabel" yang diusung pemerintah tahun ini, menjadi fokus kerja petugas. Karena jamaah lansia dan difabel ini merupakan yang paling rentan dalam definisi istitaah. Ia menekankan bahwa istitaah atau kemampuan menunaikan ibadah haji, tidak hanya bergantung pada jemaah, tetapi juga diciptakan oleh petugas. Petugas haji harus menjadi fasilitator bagi jemaah yang secara fisik tidak mampu.

"Istitaah itu diciptakan. Istitaah itu bukan sesuatu yang melekat kepada diri seseorang, tetapi istitaah itu adalah sesuatu yang kita sediakan, kita layankan. Misalnya yang difabel tidak bisa jalan, kita sediakan kursi roda. Itu kan artinya kita membuat orang yang awalnya tidak istitaah menjadi istitaah,” tutur Arif.

 Kepala Bidang PHU Kemenag DIY, Jauhar Mustofa,S.Si, menyampaikan pentingnya istitaah kesehatan bagi jemaah. Dia meminta para calon pembimbing haji untuk menyampaikan pencerahan kepada masyarakat bahwa ibadah haji adalah ibadah fisik. "Istitaah itu tidak hanya secara materi, mental, spiritual, tetapi juga secara fisik. Karena memang ibadah ini ibadah fisik, bahkan 90 persen fisik," tegas Jauhar.

Ia juga mengungkapkan, "Kemarin di embarkasi haji (SPC), memulangkan 66 jemaah yang terjaring tidak istitaah dan terpaksa kita pulangkan." Jauhar berharap para peserta sertifikasi dapat menjadi pembimbing yang kompeten dan mampu memberikan pencerahan kepada calon jemaah haji di daerah masing-masing, sehingga dapat meminimalisir jemaah yang dipulangkan karena alasan kesehatan.

 Rektor UIN Sunan Kalijaga, Noor Haidi, menyoroti kerumitan manajemen penyelenggaraan haji. Mulai dari persiapan jemaah di tanah air, pengurusan visa dan tiket pesawat, hingga manajemen akomodasi, transportasi, konsumsi, dan kesehatan di Tanah Suci.

Noor Haidi menjelaskan dari waktu ke waktu kita tahu ternyata pelaksanaan haji khususnya selalu menimbulkan masalah-masalah. Karena haji ini bukan hanya terkait dengan manajemen atau pengaturan soal ritual, akan tetapi mobilisasi sekian banyak orang untuk bersama-sama melaksanakan ritual dari proses awal sampai akhir pada waktu tertentu yang sudah ditentukan. “Namun kita juga tahu bahwa haji ini kan memiliki dimensi manajerial lainnya yang sangat ketat. Bagaimana mempersiapkan para jemah haji itu sebelum berangkat terkait, kemampuan ekonomi, kesehatan dan seterusnya”, kata Noor Haidi.

Upaya apapun yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia itu harus diapresiasi luar biasa. Karena petugas haji Indonesia yang berhasil mengelola jemaah dengan baik. "Saya bisa membayangkan ini satu hal yang sangat rumit. Bagaimana cara mengaturnya? Jutaan orang datang bersama-sama untuk menunaikan ibadah," lanjutnya. (Kh)