Untuk mengapresiasi kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi di
lingkungan kampus, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Negeri
(UIN) Sunan Kalijaga menggelar Puncak Perayaan KRISNA (Kalijaga Research
Innovations and Community Engagement Awards) di Aula Convention Hall, Kamis
(18/12/2025).
Pada perayaan KRISNA 2025 enam dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi
meraih penghargaan, selain itu Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) juga
mendapat 2 penghargaan yakni Faculty with the Most Inbound Students dan Faculty
with the Best Climate and Environmental Action Program.
Sementara itu enam dosen yang mendapat penghargaan yaitu :
1. Prof. Alimatul Qibtiyah, S.Ag., M.Si., MA.,
Ph.D. sebagai Top Innovator for Social and Humanities
2. Prof. Dr. Moch Nur Ichwan, S.Ag., M.A sebagai The
Best Author of Foreign Language Books
3. Munif Solihan, S.Sos.I., MPA. Sebagai Inclusive
Service Leadership
4. Ro'fah, MA., Ph.D. sebagai Highest Inclusive Achievement
5. Dr. H. Muhsin, S.Ag., M.Pd. sebagai Dosen
Teladan dalam Bidang Pemberdayaan Masyarakat
6. Siti Aminah S.Sos.I., M.Si sebagai Auditor Mutu
Internal Teladan Mutu
Pada acara pembukaan KRISNA Rektor
UIN Sunan Kalijaga Prof Noorhaidi Hasan dalam
sambutannya menuturkan, riset dan pengabdian perguruan tinggi harus diarahkan
untuk memastikan terjadinya transformasi sosial menuju visi Indonesia Emas
2045. Transformasi sosial, salah satunya mensyaratkan kapasitas sumber daya
manusia yang mampu mengelola dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Menurut Noorhaidi, saat ini
indeks pemanfaatan sumber daya nasional baru berada pada angka 0,54. Ini
berarti baru 54 persen potensi bangsa yang termanfaatkan secara produktif.Dalam
20 tahun ke depan, Human Development Index ditargetkan meningkat hingga 0,87.
Untuk menuju target tersebut,
perguruan tinggi diposisikan sebagai ujung tombak perubahan. Saat ini, sekitar
30 persen penduduk Indonesia mengakses pendidikan tinggi. Angka tersebut
ditargetkan meningkat menjadi 60 persen dalam dua dekade mendatang. Penguatan
bidang STEM melalui pengembangan program studi dan fakultas yang relevan
menjadi respons strategis terhadap berbagai tantangan nasional, seperti krisis
pangan, energi, pertahanan, digitalisasi, dan kemaritiman.
Tidak hanya itu, transformasi
sosial juga harus diikuti dengan penguatan ketahanan sosial yang juga menjadi
bagian dari tugas perguruan tinggi. Dalam Asta Protas Kementerian Agama,
ketahanan sosial dipahami sebagai penguatan kerukunan bangsa yang bertumpu pada
harmoni relasi antarumat beragama, etnisitas, dan keberagaman sosial
lainnya.”Oleh karena itu, perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam
menumbuhkan dan memperkuat nilai-nilai tersebut melalui pendidikan, riset, dan
pengabdian kepada masyarakat,”tegasnya.
Sementara itu, Ketua LPPM UIN Sunan Kalijaga Dr Abdul Qoyum menegaskan, kegiatan KRISNA menjadi ruang reflektif untuk merayakan ketekunan kolektif civitas akademika dalam meneliti, mengabdi, menjaga mutu, dan berinovasi. Kegiatan ini dirancang bukan sekadar sebagai ajang penghargaan, melainkan perayaan bersama atas kerja akademik yang terus dijalankan secara konsisten.
Menurutnya, berbagai
capaian riset institusi
merupakan buah dari ketekunan panjang para dosen dan peneliti yang bekerja
secara konsisten, sering kali dalam kondisi yang tidak mudah.“Capaian institusi
ini adalah hasil kerja bersama, dari level program studi hingga universitas,”
ujarnya.
Abdul Qoyum menyebutkan, sepanjang 2025, kinerja riset UIN Sunan Kalijaga menunjukkan performa yang membanggakan. Publikasi bereputasi internasional scopus, menempati peringkat pertama di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Publikasi UIN Sunan Kalijaga juga tercatat kompetitif, dengan Field-Weighted Citation Impact (FWCI) mencapai 2,91. Angka ini menunjukkan bahwa publikasi tersebut hampir tiga kali lipat di atas rata-rata dunia pada berbagai rumpun keilmuan. Capaian ini turut memperkuat optimisme institusi dalam pemeringkatan global, termasuk Times Higher Education (THE). Sistem penilaian Sience and Technology Index (SINTA) juga menempatkan UIN Sunan Kalijaga pada peringkat pertama di lingkungan PTKIN.
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Prof. Arif Maftuhin menyampaikan apresiasi atas capaian Fakultas Dakwah dan
Komunikasi dalam ajang KRISNA 2025. Delapan penghargaan—enam untuk dosen dan
dua untuk fakultas—bukan angka kecil dan jelas bukan hasil kerja sesaat.
Arif menegaskan enam dosen
penerima penghargaan ini menunjukkan bahwa sistem hanya akan bermakna jika
diisi oleh orang-orang yang benar-benar bekerja. Capaian tersebut lahir dari
riset yang dijalankan dengan serius, publikasi yang digarap dengan disiplin,
kerja-kerja inklusi yang konsisten, pengabdian masyarakat yang tidak sekadar
formalitas, serta komitmen menjaga mutu yang sering kali tidak tampak ke
permukaan, tetapi menentukan arah institusi.
“Dua penghargaan fakultas—Faculty
with the Most Inbound Students dan Faculty with the Best Climate and
Environmental Action Program—menjadi penanda bahwa FDK terbukti berani
merespons isu-isu strategis ke depan, termasuk persoalan lingkungan yang tidak
hanya direspons dengan khutbah indah tetapi dengan aksi nyata teman-teman di
sini.” kata arif.
Arif Maftuhin berpesan prestasi
ini patut disyukuri, tetapi tidak untuk dirayakan secara berlebihan. Tantangan
sesungguhnya adalah menjaga agar capaian seperti ini tidak menjadi
pengecualian, melainkan kebiasaan. KRISNA 2025 semoga menjadi penanda bahwa FDK
bergerak ke arah kerja akademik yang lebih serius, relevan, dan bertanggung
jawab secara sosial. “Terima kasih kepada para dosen, tenaga kependidikan, dan
mahasiswa yang terus bekerja dengan komitmen dan ketulusan.” tutup Arif
Maftuhin.
Dalam puncak perayaan KRISNA 2025
ini memberikan penghargaan untuk 43 kategori yang mencakup prestasi fakultas,
program studi, dosen, hingga mahasiswa berprestasi. (Kh)