Dilihat 0 Kali

02_215_WhatsApp Image 2025-11-13 at 13.30.26.jpeg
Rara Eka Yurika mengikuti Wisuda Periode I Tahun Ajaran 2025/2026

Kamis, 13 November 2025 13:34:00 WIB

Keseimbangan Ilmu dan Spiritual : Doa Panjang Rara Meraih IPK 4.00

Sempurna. Satu kata itu melekat pada Rara Eka Yurika, wisudawati Program Studi Magister Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga. Pada Sidang Senat Terbuka Wisuda Periode I Tahun Ajaran 2025/2026 Kamis, 13 November 2025, di Gedung Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah UIN Suka, Rara diwisuda dengan predikat gemilang: Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4.00.

Pencapaian ini bukan sekadar angka, melainkan representasi dari sebuah "journey of meaning"—perjalanan yang dijalani dengan etos ilmiah dan spiritualitas tinggi.

Rara menceritakan momen menegangkan saat mengetahui hasil kelulusannya. Angka 4.00 itu didahului oleh penantian sidang tesis yang membuatnya bolak-balik memeriksa sistem akademik. "Ketika nilai sidang tesis saya itu keluar, saya zoom in, saya zoom out berulang-ulang kali untuk memastikan apakah hanya ada A di sana, apakah ada min-nya di sebelah A," ujar Rara.

Ketika angka sempurna itu muncul, yang terpikirkan adalah kilas balik dari doa panjang dan malam-malam penuh lelah selama menjalani studi Magister yang Rara jalani. Baginya, momen ini bukan hanya tentang angka, tetapi tentang proses refleksi diri yang akhirnya bermuara pada hasil yang membahagiakan.

Rara meyakini prinsip hidup yang diwarisi dari ibunya dengan memilih jalan yang mendorong pada kebermanfaatan bersama. Prinsip ini pula yang mengantarnya pada penelitian tesis yang berjudul Efektivitas Logoterapi Sufistik untuk Meningkatkan Spiritual Meaning Narapidana Lapas Perempuan IIB Yogyakarta.

"Di Magister ini, saya tidak hanya belajar terkait dengan teori konseling, tetapi saya juga belajar mendengarkan jiwa-jiwa manusia seperti itu," tambahnya, merujuk pada insight luar biasa yang ia dapatkan saat mengerjakan tesis.

Selain itu, capaian Rara tidak terlepas dari ekosistem akademik yang dibangun oleh Program Studi Magister BKI FDK. Ketua Program Studi, Moh. Khoerul Anwar, Ph.D., menyambut hasil ini dengan rasa syukur mendalam, sekaligus menegaskan filosofi dasar yang diterapkan.

"Di Magister BKI, kami percaya bahwa prestasi sejati lahir dari keseimbangan antara ilmu berdasar teori dan praktik, serta spiritualitas," kata Khoerul Anwar.

Ia menjelaskan bahwa kurikulum Magister BKI UIN Sunan Kalijaga mengusung paradigma integratif-interkonektif dengan ciri konseling krisis dan rehabilitasi. Mahasiswa tidak hanya diajarkan teori konseling positif dari Barat, tetapi juga diajak mengaitkannya dengan khazanah sufistik dan etika keilmuan Islam. Lebih lanjut, Kaprodi mengingatkan bahwa IPK sempurna hanyalah modal awal.

"IPK 4.00 itu istimewa, tetapi dunia kerja dan dunia sosial menuntut sesuatu yang lebih dari sekadar prestasi akademik, jadikan IPK tinggi sebagai modal moral, bukan sekadar modal sosial. Karena nilai akademik tanpa nilai etik akan kehilangan makna", tegas Khoerul Anwar.

Filosofi ini sesuai dengan gaya belajar Rara sendiri yang menekankan kolaborasi dengan para ahli dan praktisi di lapangan, bukan sekadar membaca buku, karena menurutnya BKI adalah ilmu yang sangat praktis dan filosofis. Ia juga menjaga spiritual clarity dengan berpegangan pada filosofi Jawa yang ia bubuhkan di tesisnya: "Natas Nitis Netes"—Kita ada karena Tuhan, kita hidup bersama Tuhan, dan kita kembali kepada Tuhan.

Rara yang kini telah menjadi Guru Bimbingan Konseling di MAN 2 Tulungagung berpesan agar teman-temannya tetap resilient dan berpikir jernih.

"Tenang, teman-teman semuanya. Jaga ketangguhan, ketahanan mental. Tetap positif. Dan tetap berkolaborasi secara sehat," tutup Rara . "Ini hanya dunia. Dunia adalah tempat main-main. Jadi, mainkan dunia ini sesuai dengan versi terbaik teman-teman semuanya" pungkas Rara guru BK kelahiran Tulungagung. (Kh)