Perkembangan perbankan syariah di Indonesia kini tak lagi murni soal idealisme, melainkan semakin terintegrasi dengan logika pasar kapitalisme. Hal ini diungkap oleh Arin Mamlakah, seorang dosen Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga, dalam disertasinya yang berhasil mengantarkannya meraih gelar Doktor Sosiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa (29/7/2025).

Dalam penelitiannya, Arin memperkenalkan konsep “gimik teologi”. Istilah ini merujuk pada strategi yang memanfaatkan simbol dan narasi agama untuk membungkus praktik ekonomi yang berorientasi profit. Menurutnya, gimik ini telah mereduksi makna moral ekonomi Islam menjadi sekadar label dan citra pemasaran yang manipulatif. Negara menginstitusionalisasi syariah melalui kebijakan teknokratis, sementara pasar mengemasnya sebagai daya tarik efektif.

Studi kasus pada Bank Syariah Indonesia (BSI) menunjukkan bagaimana gimik teologi ini menjadi arena negosiasi antara negara, otoritas keagamaan, dan korporasi. Arin menjelaskan, resistensi sosial seperti gerakan anti-riba bahkan sering kali diakomodasi dan dilembagakan, sehingga kehilangan potensi perlawanan radikalnya.

"Gimik teologi memperlihatkan bahwa bank syariah berada di persimpangan antara komitmen moral-religius dan tuntutan efisiensi pasar," jelas Arin. "Kedua arus ini tidak saling meniadakan, melainkan dipertemukan melalui strategi penuh kompromi."

Disertasi ini merupakan cerminan dari perjalanan panjang evolusi kelembagaan perbankan syariah, yang dipengaruhi oleh tarik-menarik antara gagasan idealis, kepentingan politik, dan strategi pasar. Tim penguji yang terdiri dari sejumlah profesor dan doktor terkemuka mengesahkan penelitian Arin ini, menandai kontribusi penting dalam pemahaman sosiologi ekonomi Islam di Indonesia. (Kh)