Dilihat 0 Kali

02_452_WhatsApp Image 2025-07-16 at 13.19.16.jpeg
Peserta mengikuti pelatihan Academic Writing bertajuk "Pelatihan Penggunaan AI untuk Pengajaran dan Penelitian" di Fakultas Kedo

Rabu, 16 Juli 2025 13:36:00 WIB

Fakultas Dakwah Selenggarakan Pelatihan AI: Dorong Dosen Adaptif di Era Digital

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga menunjukkan komitmennya dalam menghadapi transformasi pendidikan di era digital. Selasa (15/7) kemarin, fakultas tersebut sukses menggelar pelatihan Academic Writing bertajuk "Pelatihan Penggunaan AI untuk Pengajaran dan Penelitian" di Fakultas Kedokteran UIN Sunan Kalijaga. Acara ini menarik antusiasme tinggi dari para dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang berinteraksi langsung dengan praktik yang dipandu narasumber ahli.

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Arif Maftukhin, dalam sambutannya menegaskan bahwa penguasaan teknologi digital, termasuk kecerdasan buatan (AI), merupakan kebutuhan krusial di era transformasi pendidikan saat ini. "Kita bisa menggunakan AI untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan memperbaiki proposal penelitian, karena penggunaannya sudah menjadi tuntutan zaman," ujar Arif. Ia juga menekankan pentingnya penggunaan AI sebagai alat yang bertanggung jawab, di mana pengguna tetap memegang kendali penuh.

Pelatihan ini menjadi bukti nyata komitmen fakultas untuk mendorong dosen agar mampu mengadopsi perkembangan teknologi guna mendukung pengajaran dan penelitian yang relevan dengan perkembangan zaman.

Narasumber utama dalam pelatihan ini adalah Wahyono, S.Kom, Ph.D, seorang dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM). Wahyono menjelaskan bahwa AI dapat dimanfaatkan dalam batas-batas tertentu, khususnya di dunia pendidikan. Potensi penggunaan AI meliputi sistem pembelajaran adaptif dan personalisasi, peran sebagai chatbot dan asisten virtual, analisis data dan penilaian, serta integrasi dalam realitas virtual (VR) atau augmented reality (AR).

Lebih lanjut, Wahyono memaparkan berbagai tools AI yang direkomendasikan untuk penelitian seperti ResearchRabbit membantu membuat peta penelitian, menemukan research gap, dan mencari korelasi antar penelitian, Elicit memudahkan penemuan ringkasan dan review dari beberapa literatur, serta membandingkan artikel dalam bentuk tabel. Scite.ai digunakan untuk menemukan sitasi paper terbaru terkait topik tertentu dan mengetahui reputasi ilmiah suatu publikasi. ChatGPT dapat dimanfaatkan untuk menganalisis data dan hasil eksperimen, serta kebutuhan translasi. Grammarly dan Quillbot, idealnya untuk memeriksa tata bahasa, ejaan, dan gaya penulisan bahasa Inggris akademik.

Meskipun menawarkan berbagai kemudahan, Wahyono juga mengingatkan peserta untuk mempertimbangkan beberapa aspek sebelum menggunakan tools AI. "Kita juga perlu mempertimbangkan pemakaian tool AI berdasarkan lisensi dan biaya penggunaan, koneksi internet, pertimbangan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), akses antarmuka, dan tujuan penggunaan dari AI itu sendiri," jelasnya.

Selain itu, prinsip-prinsip penting dalam pemakaian tool AI yang perlu diperhatikan meliputi fairness (keadilan), explainable (dapat dijelaskan), robustness (ketahanan), transparency (transparansi), dan data privacy (privasi data). Dengan demikian, penggunaan AI dapat dilakukan secara etis dan bertanggung jawab. (Kh)