Kesetaraan Gender di Kampus: Suara dari Seminar Rumah Gender FDK UIN Suka

Dalam upaya mengedukasi civitas akademika tentang pentingnya kesetaraan gender, Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar seminar bertajuk “Rumah Gender FDK: Kesetaraan Gender di Kampus, Sudahkah?”. Acara ini menjadi platform bagi mahasiswa, dosen, dan seluruh anggota kampus untuk berdiskusi mengenai hak dan tanggung jawab yang setara antara laki-laki dan perempuan. Kegiatan ini berlangsung di Teatrikal Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Kamis (24/10).

Wakil Dekan III FDK, Dr. H. Muhsin Kalida, S.Ag., M.Ag., M.Pd., dalam sambutannya menekankan peran kampus sebagai pusat pendidikan yang seharusnya menempatkan keadilan dan kesetaraan sebagai fondasi. “Kampus harus menjadi tempat yang inklusif dan suportif bagi seluruh mahasiswa,” ujarnya.

Seminar ini diisi oleh berbagai pembicara yang memiliki keahlian di bidang gender, termasuk Nur Afni Khafsoh, Sarjoko Subeja, dan Eka Desi Susanti. Sarjoko mengungkapkan pandangannya yang mencolok: “Kita semua adalah anak kandung patriarki; mau jadi anak yang durhaka atau saleh terhadap patriarki, itu tergantung pada kita sendiri.” Pernyataan ini menggugah kesadaran akan pengaruh norma sosial yang ada.

Nur Afni juga menyoroti tantangan yang dihadapi dalam penerapan kesetaraan gender di UIN Sunan Kalijaga. Ia menegaskan bahwa meskipun regulasi sudah ada, praktik di lapangan masih menunjukkan adanya bias, seperti pemilihan perempuan yang lebih dipengaruhi oleh penampilan ketimbang kapabilitas.

Dari sisi mahasiswa, Redyadivka Ariarafa, salah satu volunteer Rumah Gender FDK, menyampaikan harapannya agar seminar ini menjadi langkah awal untuk program bulanan yang lebih kontekstual. “Kami berharap ada pertemuan rutin untuk mendiskusikan pengalaman dan cara melawan stereotip,” ujarnya.

Dengan seminar ini, UIN Sunan Kalijaga menunjukkan komitmennya untuk menciptakan lingkungan kampus yang adil dan berperspektif gender, sejalan dengan nilai-nilai Islam yang progresif. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam membangun kesadaran kolektif tentang kesetaraan gender di kalangan generasi muda. (Agn-Kh)